Selasa, 22 Januari 2013

Sampah dan Penyakit Banjir Belum Berlalu

Tumpukan Sampah
Sungai Citarum kini menjadi terminal bagi sejumlah sampah kiriman dari kota yang terbawa oleh air hujan. Tumpukan sampah tersebut membuat banjir daerah Dayeuh kolot, Bandung, Jawa Barat. (27/12). TEMPO/Aditya Herlambang Putra

Rabu, 23 Januari 2013 | 05:26 WIB
TEMPO.CO, JakartaBanjir selama sepekan menyisakan tumpukan sampah beraroma tak sedap di seluruh penjuru Jakarta. Dinas Kebersihan DKI Jakarta, TNI, dan masyarakat membersihkan dan mengangkut ribuan ton sampah untuk mengurangi penyebaran penyakit akibat sampah.

Di Jakarta Timur, sebagai contoh, sampah menumpuk di Jalan Otista, Gang Arus, dan Jalan Perintis Kemerdekaan. "Sampah bekas di tempat pengungsian dan puing-puing rumah warga yang terkena banjir ditumpuk di situ," kata Kepala Suku Dinas Kebersihan Jakarta Timur, Apul Silalahi, kepada Tempo, Selasa 22 Januari 2013.

Sejak Ahad lalu, ujar Apul, Dinas Kebersihan sudah mengangkut 350 meter kubik sampah. "Kemarin (Senin, 21 Januari) sudah dibersihkan sampah-sampah di Jalan Otista. Tapi nanti akan ada lagi karena warga masih bersih-bersih."

Sampah juga masih menumpuk di Jakarta Barat. Bahkan di sana masih banyak sampah yang belum bisa diangkut karena permukiman dan jalan raya masih terendam banjir setinggi 20 sentimeter, antara lain di Kelurahan Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat. Kondisi ini menimbulkan berbagai jenis penyakit, seperti infeksi saluran pernapasan atas, gatal-gatal, dan leptospirosis.

"Penyakit leptospirosis yang harus diwaspadai," kata dokter Ayub di puskesmas Kapuk 2. Pada masa banjir seperti ini, kata dia, leptospirosis berpotensi muncul lantaran tikus-tikus muncul ke permukaan. "Air kencingnya bercampur dengan genangan air. Biasanya penularan dari situ," ucap dia.

Penyakit infeksi saluran pernapasan atas dan gatal-gatal juga menyerang sekitar 1.000 korban banjir di Bekasi. "Dua penyakit itu paling banyak ditemui," kata Kepala Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Tetty Manurung. Penyakit tersebut tersebar di Kelurahan Margajaya dan Sepanjangjaya. Cek info terbaru soal banjir Jakarta.

AFRILIA SURYANIS | M. ANDI PERDANA | ADITYA BUDIMAN | MUHAMMAD GHUFRON
Source:  tempo.co


Pendapat Saya: 
Penyebab terjadinya bencana banjir selain karena faktor alam, salah satunya juga merupakan "ULAH MANUSIA" sendiri. Sadarlah, sedikit apapun dan sekecil apapun sampah yang kita buang sembarangan (tidak pada tempatnya) lambat laun akan menimbulkan bencana. Bayangkan saja, jika membuang sampah 1 bungkus permen, hal sepele, bukan? Hanya 1 bungkus permen, tetapi jika seluruh warga melakukan hal tersebut? Menumpuklah sampah dan datanglah bencana. Selain sampah, juga karena penebangan liar yang akan menyebabkan tidak berfungsinya sistem penyerapan tanah, dan lain-lain.
Maka dari itu, kepedulian warga terhadap banjir dan sampah sangat diperlukan. Buanglah sampah pada tempatnya, jangan sampai sampah terus menumpuk dan menyumbat saluran air. Janganlah melakukan penebangan liar. Bumi sudah tua, KEEP CLEAN, LET'S GO GREEN AND SAVE THE WORLD!
http://www.shiply.com/blog/wp-content/uploads/2012/01/go_green_ribbon1.jpg | http://www.davidharrisonprinting.co.uk/uploads/pages/images/Go%20Green%20copy.jpg

Tidak ada komentar:

Posting Komentar